Sputnik-1 atau K-19, Kunci Keberhasilan (Kegagalan) Vaksin Corona Pertama Rusia
Sputnik-1 ialah nama satelit bikinan pertama bikinan Rusia yang dikeluarkan di tahun 1957. Di saat itu, tubuh angkasa luar Uni-Soviet ada di pucuk kemasyhuran dengan membuat malu Amerika Serikat serta NATO di saat Perang Dingin sedang berjalan.
Istilah Asing Dalam permainan Slot |
Kelihatannya pada tahun Epidemi 2020 ini, Rusia ingin mengulang kemasyhuran waktu lalunya dengan jadi negara yang mengeluarkan Sputnik-V, vaksin Covid-19 pertama di dunia.
Info ini dipublikasikan langsung oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, serta Menteri Perindustrian Rusia Denis Manturov dalam satu interviu, mengatakan, "Kami tengah mempertimbangkan untuk mulai menghasilkan massal pada September."
Vaksin yang ditingkatkan oleh Gamaleya Research Institute serta Kementerian Pertahanan Rusia ini memetik kontroversi.
Menurut faksi Rusia, vaksin ini sudah masuk step uji medis, dimana putri dari Presiden Rusia sendiri bertindak selaku sukarelawan dalam pengujian. Faksi kewenangan Rusia menjelaskan jika telah ada 20 negara yang bersiap-siap untuk pesan vaksin ini, termasuk juga salah satunya ialah Filipina serta Vietnam.
Tetapi banyak periset yang skeptis pada ketetapan Rusia yang berkesan cepat-cepat dalam mendaftar vaksin, sebab step pengujian yang semestinya menyertakan beberapa ribu orang, barusan diawali pada tanggal 12.08.2020.
Beberapa pakar menjelaskan minimnya data yang diterbitkan mengenai vaksin Rusia ini membuat kewenangan kesehatan dunia serta publik menyangsikan efisiensi vaksin itu.
Francois Balloux, seorang pakar di Institut Genetika Kampus College London, menjelaskan itu ialah 'keputusan yang sembrono serta bodoh'. "Vaksinasi massal dengan vaksin yang dites dengan cara tidak pas tidak etis," ucap Balloux.
WHO sendiri belum keluarkan pengakuan sah atas klaim vaksin pertama Covid-19 dari Rusia itu, tetapi jubir WHO, Tarik Jasarervic, menjelaskan jika faksinya sudah lakukan pengaturan yang intensif dengan faksi Rusia.
Amerika Serikat yang telah jadi kompetitor Rusia semenjak Perang Dingin, tidak kalah garangnya. Menteri Kesehatan AS, Alex Azar, menyangsikan kebenaran klaim dari faksi Rusia itu.
Dia menjelaskan, "Penting buat kita untuk sediakan keamanan, efisiensi vaksin serta data yang terbuka... Ini bukanlah masalah perlombaan siapa yang terlebih dulu,"
Lumrah saja pemerintah AS panik, selain virus ini sudah mengontaminasi seputar 5 juta masyarakatnya, Presiden Donald Trump sedang bersibuk ria mempersiapkan kampanye nya dalam menantang Joe Biden untuk merebutkan bangku Presiden AS, periode 4 tahun ke depan.
Tetapi, apa Sputnik-V sudah wajar 'terbang', atau masih menyangsikan, seperti kata beberapa pakar dari dunia barat?
Satelit Sputnik-1 ialah contoh kesuksesan tehnologi dari negeri Beruang Merah ini, tetapi dalam riwayat, ada satu kejadian yang cukup membuat malu buat Rusia (ex Uni Soviet) yang berkaitan dengan perang 'cepat-cepatan' dengan kompetitornya, Amerika Serikat.
Ialah kapal selam bertenaga nuklir pertama bikinan Uni Soviet yang diperlengkapi rudal balistik nuklir, namanya K-19. Di tahun 1961, perlombaan senjata dengan faksi Amerika jadi fundamen diluncurkannya kapal selam ini.